Selasa, 19 Mei 2009

http://www.kuliah-online.com
PRINSIP GAIN COOPERATION
10. Hindari debat kusir
Suatu perdebatan adalah 90 % emosi dan 100% omong kosong. Seorang professional yang matang menghindari perdebatan.
11. Hormati pendapat orang lain. Hindari mengatakan, “kamu salah”.
Hindari membuat orang bersikap defensif. Hal ini dapat menyebabkan permusuhan dan menghambat jalur komunikasi. Sebaiknya tanyakan mengapa dia berpendirian demikian.
12. Jika anda salah, segera akui dengan simpatik.
Hal ini meredakan konflik dan membuka jalur komunikasi.
13. Mulai dengan cara yang ramah.
Bila hal ini tidak kita lakukan, maka akan hampir tidak mungkinbagi kita untuk memenangkan cara berfikir orang lain.
14. Mulai dengan hal-hal yang disepakati bersama.
Penting sekali bagi kita untuk memulai dengan hal-hal yang telah desetujui bersama. Setelah itu akan mudah bagi kita untuk membicarakan hal-hal yang tidak disepakati.
15. Ajak lawan bicara anda berbicara banyak
Tidak saja lawan bicara anda akan berbagi banyak informasi, tetapi juga dapat meyakiinkan dirinya sendiri untuk mendukung anda.
16. Buatlah agar usul dan pendapat datang dari orang tersebut.
Apa yang benar, bukan siapa yang benar, itulah yang penting. Dengan prinsip ini, anda membuat orang lain merasa lebih percaya diri untuk membagikan pemikirannya sehingga pada akhirnya akan membuat tim lebih kompak.
17. Cobalah dengan tulus melihat masalah dari sudut pandang orang lain
Sudut pandang orang lain didasarkan atas presepsinya mengenai situasi yang ada, dan bisa jadi lebih jelas dari presepsi anda. Belajarlah dari sudut pandang orang lain.
18. Bersimpatilah dengan ide-ide orang lain.
Ini adalah cara yang manjur untuk memastikan jalur komunikasi kita dengan orang lain tetap terbuka.
19. Himbaulah dengan motif yang mulia.
Pada umumnya orang akan bekerja dengan keras untuk suatu idealisme atau kepentingan bersama orang banyak.
20. Dramatisir ide anda (buat ide ilustratif).
Suatu ide yang “unik” perlu dikemas dengan “unik” pula. Buat pendengar anda “melihat” pesan anda.
21. Beri tantangan
Bilamana kita mendapakan suatu tantangan seringkali memberi hasil yang tidak terduga.
PRINSIP GAIN COOPERATION
10. Hindari debat kusir
Suatu perdebatan adalah 90 % emosi dan 100% omong kosong. Seorang professional yang matang menghindari perdebatan.
11. Hormati pendapat orang lain. Hindari mengatakan, “kamu salah”.
Hindari membuat orang bersikap defensif. Hal ini dapat menyebabkan permusuhan dan menghambat jalur komunikasi. Sebaiknya tanyakan mengapa dia berpendirian demikian.
12. Jika anda salah, segera akui dengan simpatik.
Hal ini meredakan konflik dan membuka jalur komunikasi.
13. Mulai dengan cara yang ramah.
Bila hal ini tidak kita lakukan, maka akan hampir tidak mungkinbagi kita untuk memenangkan cara berfikir orang lain.
14. Mulai dengan hal-hal yang disepakati bersama.
Penting sekali bagi kita untuk memulai dengan hal-hal yang telah desetujui bersama. Setelah itu akan mudah bagi kita untuk membicarakan hal-hal yang tidak disepakati.
15. Ajak lawan bicara anda berbicara banyak
Tidak saja lawan bicara anda akan berbagi banyak informasi, tetapi juga dapat meyakiinkan dirinya sendiri untuk mendukung anda.
16. Buatlah agar usul dan pendapat datang dari orang tersebut.
Apa yang benar, bukan siapa yang benar, itulah yang penting. Dengan prinsip ini, anda membuat orang lain merasa lebih percaya diri untuk membagikan pemikirannya sehingga pada akhirnya akan membuat tim lebih kompak.
17. Cobalah dengan tulus melihat masalah dari sudut pandang orang lain
Sudut pandang orang lain didasarkan atas presepsinya mengenai situasi yang ada, dan bisa jadi lebih jelas dari presepsi anda. Belajarlah dari sudut pandang orang lain.
18. Bersimpatilah dengan ide-ide orang lain.
Ini adalah cara yang manjur untuk memastikan jalur komunikasi kita dengan orang lain tetap terbuka.
19. Himbaulah dengan motif yang mulia.
Pada umumnya orang akan bekerja dengan keras untuk suatu idealisme atau kepentingan bersama orang banyak.
20. Dramatisir ide anda (buat ide ilustratif).
Suatu ide yang “unik” perlu dikemas dengan “unik” pula. Buat pendengar anda “melihat” pesan anda.
21. Beri tantangan
Bilamana kita mendapakan suatu tantangan seringkali memberi hasil yang tidak terduga.
PRINSIP GAIN COOPERATION
10. Hindari debat kusir
Suatu perdebatan adalah 90 % emosi dan 100% omong kosong. Seorang professional yang matang menghindari perdebatan.
11. Hormati pendapat orang lain. Hindari mengatakan, “kamu salah”.
Hindari membuat orang bersikap defensif. Hal ini dapat menyebabkan permusuhan dan menghambat jalur komunikasi. Sebaiknya tanyakan mengapa dia berpendirian demikian.
12. Jika anda salah, segera akui dengan simpatik.
Hal ini meredakan konflik dan membuka jalur komunikasi.
13. Mulai dengan cara yang ramah.
Bila hal ini tidak kita lakukan, maka akan hampir tidak mungkinbagi kita untuk memenangkan cara berfikir orang lain.
14. Mulai dengan hal-hal yang disepakati bersama.
Penting sekali bagi kita untuk memulai dengan hal-hal yang telah desetujui bersama. Setelah itu akan mudah bagi kita untuk membicarakan hal-hal yang tidak disepakati.
15. Ajak lawan bicara anda berbicara banyak
Tidak saja lawan bicara anda akan berbagi banyak informasi, tetapi juga dapat meyakiinkan dirinya sendiri untuk mendukung anda.
16. Buatlah agar usul dan pendapat datang dari orang tersebut.
Apa yang benar, bukan siapa yang benar, itulah yang penting. Dengan prinsip ini, anda membuat orang lain merasa lebih percaya diri untuk membagikan pemikirannya sehingga pada akhirnya akan membuat tim lebih kompak.
17. Cobalah dengan tulus melihat masalah dari sudut pandang orang lain
Sudut pandang orang lain didasarkan atas presepsinya mengenai situasi yang ada, dan bisa jadi lebih jelas dari presepsi anda. Belajarlah dari sudut pandang orang lain.
18. Bersimpatilah dengan ide-ide orang lain.
Ini adalah cara yang manjur untuk memastikan jalur komunikasi kita dengan orang lain tetap terbuka.
19. Himbaulah dengan motif yang mulia.
Pada umumnya orang akan bekerja dengan keras untuk suatu idealisme atau kepentingan bersama orang banyak.
20. Dramatisir ide anda (buat ide ilustratif).
Suatu ide yang “unik” perlu dikemas dengan “unik” pula. Buat pendengar anda “melihat” pesan anda.
21. Beri tantangan
Bilamana kita mendapakan suatu tantangan seringkali memberi hasil yang tidak terduga.
PETUNJUK DASAR DALAM MENANGANI KEBERATAN
Ada enam petunjuk dasar untuk menangani keberatan, apapun keberatan yang kita terima yaitu :

1. Pikirkan Keberatan

Pikirkan keberatan yang mungkin timbul ketika kita menjelaskan produk. Pertimbangkan tidak hanya alasan mengapa pelanggan harus membeli, tetapi juga alasan mengapa tidak membeli, Rencanakan untuk menangani keberatan yang akan timbul. Hal ini akan menolong kita memberi respon secara lebih positif dan alamiah serta membuat kita mampu untuk mengantisipasi keberatan-keberatan serupa yang mungkin muncul di masa depan.

2. Antisipasi

Mengantisipasi suatu keberatan berarti salesman sudah menjelaskan keberatan tersebut sebelum disinggung oleh pelanggan.

Dengan demikian sang salesman sudah mengatisipasi sekaligus menjawab keberatan sebelum hal tersebut diungkapkan atau disinggung pelanggan. Teknik ini juga akan menghindari sikap negatif dari pihak pelanggan dalam pembicaraan.

Cara lain untuk mengantisipasi keberatan adalah dengan menyinggung kekurangan produk kita sebelum pelanggan menyinggungnya. Banyak produk memang memiliki kekurangan, dan seringkali hal ini selalu muncul pada saat penjelasan. Jika kita senantisa menerima keberatan tentang satu hal, maka kita perlu menyinggungnya terlebih dahulu. Jika kita telah menyinggung hal tersebut pada bagian awal maka kita tidak perlu membicarakannya lagi di kemudian hari.

Cara selanjutnya adalah menggunakan antisipasi adalah menyinggung titik keberatan dan mengubahnya menjadi titik manfaat. Umpamanya kita berkata,”Saya ingin menyinggung suatu hal sebelum saya melanjutkannya. Yaitu bahwa harga produk kami tinggi, karena memang kualitasnya sangat baik dan kami bangga akan hal ini. Namun hal ini tentu membuat harga, tidak bisa tidak, menjadi mahal. Dengan demikian perusahaan kami mampu menjaga produk yang berkualitas dan menampilkan pelayanan yang bagus bagi pelanggan-pelanggan kami. Kami yakin bahwa sebagai pelanggan anda akan gembira bahwa perusahaan seperti kami menjaga komitmen, mutu, pelayanan dibalik produk yang kami jual.
PETUNJUK DASAR DALAM MENANGANI KEBERATAN
Ada enam petunjuk dasar untuk menangani keberatan, apapun keberatan yang kita terima yaitu :

1. Pikirkan Keberatan

Pikirkan keberatan yang mungkin timbul ketika kita menjelaskan produk. Pertimbangkan tidak hanya alasan mengapa pelanggan harus membeli, tetapi juga alasan mengapa tidak membeli, Rencanakan untuk menangani keberatan yang akan timbul. Hal ini akan menolong kita memberi respon secara lebih positif dan alamiah serta membuat kita mampu untuk mengantisipasi keberatan-keberatan serupa yang mungkin muncul di masa depan.

2. Antisipasi

Mengantisipasi suatu keberatan berarti salesman sudah menjelaskan keberatan tersebut sebelum disinggung oleh pelanggan.

Dengan demikian sang salesman sudah mengatisipasi sekaligus menjawab keberatan sebelum hal tersebut diungkapkan atau disinggung pelanggan. Teknik ini juga akan menghindari sikap negatif dari pihak pelanggan dalam pembicaraan.

Cara lain untuk mengantisipasi keberatan adalah dengan menyinggung kekurangan produk kita sebelum pelanggan menyinggungnya. Banyak produk memang memiliki kekurangan, dan seringkali hal ini selalu muncul pada saat penjelasan. Jika kita senantisa menerima keberatan tentang satu hal, maka kita perlu menyinggungnya terlebih dahulu. Jika kita telah menyinggung hal tersebut pada bagian awal maka kita tidak perlu membicarakannya lagi di kemudian hari.

Cara selanjutnya adalah menggunakan antisipasi adalah menyinggung titik keberatan dan mengubahnya menjadi titik manfaat. Umpamanya kita berkata,”Saya ingin menyinggung suatu hal sebelum saya melanjutkannya. Yaitu bahwa harga produk kami tinggi, karena memang kualitasnya sangat baik dan kami bangga akan hal ini. Namun hal ini tentu membuat harga, tidak bisa tidak, menjadi mahal. Dengan demikian perusahaan kami mampu menjaga produk yang berkualitas dan menampilkan pelayanan yang bagus bagi pelanggan-pelanggan kami. Kami yakin bahwa sebagai pelanggan anda akan gembira bahwa perusahaan seperti kami menjaga komitmen, mutu, pelayanan dibalik produk yang kami jual.
Mulailah dengan peristiwa

Saat menyampaikan pengalaman anda, mulailah selalu dengan menjelaskan suatu peristiwa. Mengapa? Karena suatu peristiwa segera menangkap perhatian pendengar anda dan membuat presentasi anda menjadi konversasional.

Peristiwa yang anda ceritakan haruslah didasarkan pada suatu pengalaman yang telah memberi anda hikmah. Ingatlah, himbauan anda harus meminta pendengar anda untuk melakukan sesuatu. Semakin spesifik himbauan anda, semakin baik. Tambahkan kekuatan dalam peristiwa anda.

Jika anda ingin mempengaruhi orang lain, anda sendiru harus tampil bersemangat dan dinamis. Anda harus berbicara dengan ketulusan dan keyakinan. Anda harus berbicara sehingga pendengar anda akan merasa bahwa anda yakin akan setiap kata yang anda ucapkan. Ini akan membantu mereka mengambil tindakan, Untuk berbicara efektif, anda harus menggunakan lebih dari hanya suara anda saja. Anda juaga harus menggunakan air muka dan derak-gerik fisik, atau gestures yang alami, kuat dan spontan memiliki dampak yang sangat kuat karena dua alasan :

Gestures menyemangati dan memberi inspirasi pada si pembicara. Gestures membangunkan anda, melepaskan anda dari kekakuan, dan membuat anda santai.
Dengan menggunakan gerak-gerik, anda melepaskan diri anda secara fisik, mental dan emosional.

Gestures juga mempengaruhi pendengar. Dampak emosional dari gerak-gerik terhadap pendengar sangat jelas, dan juga terkadang dramatis. Pikirkanlah beberapa pembicara terkemuka dunia. Dalam hal ini hamper setiap kasus, penggunaan gertures yang alami dan spontan menembah efektivitas pembicara, dan dampak dari pesan yang disampaikannya.
Mulailah dengan peristiwa

Saat menyampaikan pengalaman anda, mulailah selalu dengan menjelaskan suatu peristiwa. Mengapa? Karena suatu peristiwa segera menangkap perhatian pendengar anda dan membuat presentasi anda menjadi konversasional.

Peristiwa yang anda ceritakan haruslah didasarkan pada suatu pengalaman yang telah memberi anda hikmah. Ingatlah, himbauan anda harus meminta pendengar anda untuk melakukan sesuatu. Semakin spesifik himbauan anda, semakin baik. Tambahkan kekuatan dalam peristiwa anda.

Jika anda ingin mempengaruhi orang lain, anda sendiru harus tampil bersemangat dan dinamis. Anda harus berbicara dengan ketulusan dan keyakinan. Anda harus berbicara sehingga pendengar anda akan merasa bahwa anda yakin akan setiap kata yang anda ucapkan. Ini akan membantu mereka mengambil tindakan, Untuk berbicara efektif, anda harus menggunakan lebih dari hanya suara anda saja. Anda juaga harus menggunakan air muka dan derak-gerik fisik, atau gestures yang alami, kuat dan spontan memiliki dampak yang sangat kuat karena dua alasan :

Gestures menyemangati dan memberi inspirasi pada si pembicara. Gestures membangunkan anda, melepaskan anda dari kekakuan, dan membuat anda santai.
Dengan menggunakan gerak-gerik, anda melepaskan diri anda secara fisik, mental dan emosional.

Gestures juga mempengaruhi pendengar. Dampak emosional dari gerak-gerik terhadap pendengar sangat jelas, dan juga terkadang dramatis. Pikirkanlah beberapa pembicara terkemuka dunia. Dalam hal ini hamper setiap kasus, penggunaan gertures yang alami dan spontan menembah efektivitas pembicara, dan dampak dari pesan yang disampaikannya.
RODA PENJUALAN (WHELL OF SALES)
Planing/perencanaan
Menyusun perencanaan penjualan baik harian, mingguan maupun bulanan.
Prospecting
Kegiatan-kegiatan memprospek klien, Misal : menelpon prospek, datang kerumah prospek, membagi brosur.
Networking/Jaringan kerja
Membangun relasi dengan banyak orang untuk mengembangan jaringan
Account development/Pengembangan data pembeli
Aktivitas mengembangkan prospek dan pelanggan yang sudah ada untuk menjual lebih banyak.
Selling skills/Ketrampilan Menjual
Ketrampilan untuk melakukan proses-proses penjualan (menumbuhkan minat beli, menutup penjualan dll)
Communication/Komunikasi
Kemampuan untuk berkomunikasi yang lebih fleksibel dan meyakinkan.
Attitude/Sikap menjual
Mengembangkan sikap-sikap positif dalam menjual(percaya diri, proaktif dan tahan banting dll).
Follow trough/Menindaklanjuti Pembeli Lama
Aktifitas-aktifitas untuk me-maintain pelanggan.
Lima kebiasaan salesman yang disukai pelanggan

Penampilan Fisik : Faktor ini menyangkut tata busana dan tata rias seperti kemeja, celana, dasi, sepatu, model rambut, kerapihan dan kebersihan. Faktor penting disini antara lain keserasian, potongan, mutu, dan ketepatan.

Salesman adalah warga bisnis normal yang takbersedia kehilangan kesempatan bisnis hanya karena ganjalan penampilan. Penampilan yang efektif akan mempermudah dan mendukung tugas-tugas bisnisnya dan karena itu layak diperhatikan dan di beri anggaran sewajarnya, adalah ekstensi kepribadian kita, sebagian atau seluruhnya merupakan visualisasi inti kepribadian kita yang terdalam.

Keramah tamahan visual : Keramah tamahan perlu divisualisasikan, dibuat nyata, melalui ekspresi bahasa verbal maupun non verbal. Berikut ini adalah contoh-contoh keramahtamahan visual :
· Senyum : Senyum adalah bahasa universal yang mengatakan “Saya senang pada Anda!”. Jadi bila Salesman tersenyum menyambut seorang calon pembeli maka dia merasa disambut, disukai, diharapkan dan diterima. Secara Psikologis, hal ini akan sangat membuat dia merasa nyaman ditengah suasana asing bersama salesman.
· Gesture – Bahasa tubuh : Mimik wajah yang senang, simpatik disertai tangan yang menyambut dan badan yang condong terhadap calon pembeli mengkomunikasikan bahwa kita menyenangi dia. Hasilnya terjadi kedekatan hati seketika antara Salesman dan prospek. Jagalah ekspresi wajah dan gerak tubuh anda sehingga memberi kesan anda senang dengan kehadiran si prospek.
· Suara : Balita, walaupun belum mampu berbicara ternyata sudah mampu membedakan nada suara saying, suka, atau lembut dengan nada suara yang marah, jengkel, atau bosan dari orang tuanya.

Apalagi prospek bisnis kita, mereka sangat tahu membedakan nada dan warna suara yang senang dan tidak senang, menyambut dan acuh, perhatian tulus atau terburu-buru, penuh pengertian atau jengkel, mau membantu atau malas, jagalah suara anda sehingga prospek anda menangkap bahwa anda ramah, antusias, dan menghormati.

· Ringan tangan (helpfulness) : Prospek kita terutama mereka yang baru pertama kali ingin membeli, seringkali terkesan rewel. Pertanyaannya banyak dan terlalu biasa, pertanyaannya bias bermacam-macam dan disana-sini menampilkan keraguan dan kecurigaan. Sabar dan ringan tangan dalam menjawab, memberi keterangan dan menolong prospek akan sangat m emberi kesan positif bagi prospek.
· Menyenangkan Prospek : “Ailahkan duduk Pak!”, “Nama saya Jono, ini kartu nama saya”, Apa yang bias saya Bantu”, Terima kasih sudah dating di Outlet kami”, adalah contoh-contoh kalimat dan penawaran yang pada umumnya membuat prospek merasa senang terhadap pribadi Salesman. Intinya adalah melayani prospek dengan prima, tulus dan antusias.

Sikap positif terhadap Prospek : Secara umum sikap positif terhadap prospek adalah perasaan dan pikiran positif yang kita punyai mengenai prospek tersebut, yang kita nyatakan lewat perkataan dan perbuatan yang positif pula.

Sikap positif memiliki daya pikat yang mujarab karena ia memuaskan dahaga prospek akan rasa hormat yang tulus, pertolongan yang professional dan pelayanan yang tuntas dan cepat.

Kehangatan pribadi seorang Salesman adalah juga produk dari sikap Optimisme dan antusiasmenya yang ditopang oleh tekad untuk sukses dan kegigihannya mengatasi hambatan.

Antusiasme : Antusiasme barangkali merupakan kualitas kepribadian yang paling memiliki daya pengeruh terhadap orang lain karena penampakannya yang sangat ekspresif dalam tiga dimensi: Visual, kinestetik dan auditif.

Tokoh-tokoh salesman klasik seperti Dale Carnigie, Frank Bettger dan Percy Whitting, tanpa kecuali menyebut antusiasme adalah kunci keberhasilan mereka dalam menjual. Joe Girard, The world’s gratest car salesman menurut Guiness Book of The World’s Records, Menyatakan bahwa intisari falasafaf menjualnya adalah love your costumers (cintailah pelangganmu) dan itu artinya antisiaslah menghadapi pelanggan, karena salah satu definisi antusiasme adalah love in action (cinta yang dinyatakan lewat tindakan).

Antusiasme memang bagaikan cahaya yang merambatkan kehangatan dan terang yang selain memikat dan memukau, ia juga menular, Salesman yang antusias mempengaruhi prospek untuk juga lebih antusias.
pdan keadaan sekitarnya, serta percaya diri.

Dalam bidang bisnis Salesman, hal yang sama juga berlaku, yaitu bahwa Salesman yang serba tahu (knowledgable) tentang produknya akan lebih mantap, menguasai situasi menjualitu sendiri dan percaya diri. Jadi berhadapan dengan orang yang serbatahu tentang dunia bisnis adalah sangat menyenangkan, memuaskan dan mendatangkan rasa aman.

Karena itu Salesman Profesional selalu melengkapi dirinya dengan semua informasi yang terkait dengan produknya bik aspek teknis, organisasasi, komersial, pelayanan purna jual, kompetisi dan sebagainya.

STRATEGI UNTUK MENGEMBANGKAN RASA PERCAYA DIRI



Strategi-strategi berikut ini mungkin dapat membantu mengatasi pola pikir self defeating.

1. Mengambil resiko
Anggaplah pengalaman baru lebih sebagai kesempatan untuk belajar dari pada sebagai kesempatan untuk menang atau kalah. Melakukan hal ini akan membuka kemungkinan-kemungkinan baru untuk Anda dan dapat meningkatkan rasa penerimaan diri. Tidak melakukan ini akan dapat mengubah seiap kemungkinan menjadi peluang gagal dan menghambat pertumbuhan pribadi.

Contoh :
Selama ini hanya berani negosiasi dengan pembeli yang strata sosialnya sama tetapi kurang berani mencoba menghadapi pembeli yang strata sosialnya lebih tinggi.

2. Gunakan metode Self talk
Gunakan metode self talk untuk melawan asumsi-asumsi yang merusak. Cobalah menghentikan pikiran-pikiran negative dan gantilah dengan asumsi-asumsi yang lebih masuk akal. Sebagai contoh, ketika anda menyadari bahwa anda tidak dapat melakukan segala sesuatu secara sempurna dan hal itu hanya mungkin untuk dicoba, anda juga harus mengingatkan diri sendiri bahwa ada banyak hal yang telah anda lakukan dengan baik. Hal ini akan memungkinkan an da untuk menerima diri anda sendiri sembari anda berjuang keras untuk maju.

Contoh :
Mengatakan pada diri sendiri “Aku bias !”, “Aku dahulu bias sekarang pasti juga bisa!”.

3. Mengevaluasi diri sendiri
Belajarlah mengevaluasi diri anda secara bebas dan beri bobot pada apa yang anda anggap dibandingkan yang orang lain anggap. Dengan melakukan hal ini maka anda akan terhindar dari perasaan kacau yang timbul akibat mengandalkan pendapat orang lain semata. Dengan memusatkan pada perasaan mengenai perilaku pekerjaaan anda sendiri dan lain-lain akan memberi anda rasa diri yang kuat dan akan mencegah anda dari kepasrahan kepada orang lain.

Contoh :
Mengapa aku 1 Bulan terakir ini kurang berhasil ? Apakah aku puas diri ?

4. Menunjukkan kekuatan diri
Berilah penghargaan untuk diri sendiri atas semua hal yang perna anda coba dengan berfokus pada apa yang dapat anda lakukan maka anda akan lebih menghargai diri sendiri atas usaha yang telah dilakukan dari pada menekankan pada hasil akhirnya. Memulai dengan mendasarkan pada apa yang seharusnya anda lakukan akan membantu anda hidup dengan ikatan-ikatan dan batasan-batasan yang tak terhindarkan.
Contoh :
- Selama ini aku selalu berhasil mencapai target.
- Aku mampu negosiasi dengan orang yang bertemperamen keras.
Strengthen Relationships
Hindari kebiasaan SOK (salahkan Omeli Kritik).
Mengkritik orang lain tidak saja menganggu harga diri seseorang, tetapi juga membuat orang lain tidak menyukai kita.
Contoh : “ Kalau bapak punya pengertian seperti itu tenteng produk kami, itu salah pak”, kita bisa mengatakan “ Maaf kalau bapak punya pendapat seperti itu tentang produk kami, kalau boleh kami selaskan yang sebenarnya adalah….’.
Berikan penghargaan yang jujur dan tulus.
Cara ini adalah cara tercepat untuk membangun citra positif mengenai diri kita. Terlebih lagi, bukankah pekerjaan kita membutuhkan bantuan dan usaha dari orang lain ? Usaha mereka memberi Konstribusi pada keberhasilan kita sama seperti kita juga berkonstribusi pada keberhasilan mereka. Bukankah sudah selayaknya kita menghargai konstribusi mereka?
Contoh : “Wah ibu seorang guru yang punya dedikasi, tidak dihitung-hitung kalau untuk kemajuan muridnya” atau “ bapak memang sangat perhatian pada putra-putrinya”.
Bangunlah keinginan/kemauan untuk berhasil dalam diri orang lain
Sebagai orang professional, kita selalu dalam situasi dimana kita menjual ide kepada orang lain. Orang melakukan sesuatu karena kepentingan mereka. Bukan kepentingan kita. Bila kita jelaskan bahwa ide kita dapat membuat mereka berhasil, kita akan terkejut melihat betapa banyak yang mau kerjasama dengan kita.
Contoh : “Dengan …..ibu akan lebih menghemat waktu ibu karena kemudahan penggunaanya sehingga ibu akan lebih memiliki waktu untuk melakukan pekerjaan lain yang mungkin sekarang sering tertunda”.
Berilah perhatian yang sungguh-sungguh pada orang lain.
Terlepas dari banyaknya asset fisik yang dimiliki organisasi kita, tetap saja orang yang bekerja didalamnya yang membuat berhasil. Orang adalah asst kunci dari setiap organisasi dan seharusnya mengenal orang-orang dalam organisasi kita sama pentingnya dengan mengenal aspek teknis dari pekerjaan kita. Kuncinya adalah memberi perhatian yang sungguh. Jangan berpura-pura dengan mencoba mengenal orang lain demi keuntungan kita sendiri. Mengenal orang lain adalah proses saling menguntungkan.
Contoh : Ketika prospek berbicara, ekspresi dan pandangan mata focus kearah prospek Ulangi kata penting dengan kalimat anda sendiri misalnya “jadi putra bapak hanya 3 tahun menyelesaikan studinya?”.
Senyum
Apakah kita disukai orang-orang disekitar kita, kita tidak tergantung pada situasi, tetapi pada perilaku kita sendiri. Hubungan baik dalam dunia bisnis diciptakan oleh hal hal yang dianggap sepele.
Contoh : Saat prospek datang atau ketika mereka melihat kita saat pameran, beri senyuman.
Ingatlah bahwa nama seseorang bagi pemiliknya, merupakan bunyi yang paling merdu dan paling penting dalam segala bahasa.
Hal ini menjadi sangat penting saat kita berurusan dengan orang – orang yang tidak sering kita temui. Rasa hormat dan penerimaan dapat didasarkan atas hal-hal yang sederhana mengingat nama orang lain dan menyebutnya saat kita berinteraksi dengan yang bersangkutan.
Contoh : Sebut nama kita dulu lalu Tanya nama saat pertama kita bertemu, dan sebut namanya dalam pembicaraan.
Jadilah pendengar yang baik.
Doronglah orang lain untuk bicara banyak tentang dirinya sendiri. Suatu bisnis bergerak atas dasar informasi dan apalagi cara terbaik untuk mengetahui banyak hal selain dengan cara mengutip prinsip ini. Kita harus mendengarkan orang lain dengan seluruh keberadaan kita. Cara kita mendengarkan orang lain mencerminkan pikiran kita.
Contoh : Hindari memotong pembicaraan. Ajukan pertanyaan.
Berbicaralah sesuai dengan minat orang lain.
Hampir setiap saat kita memikirkan tentang diri kita sendiri. Marilah kita ciptakan hubungan bisnis yang lebih baik dengan berhenti memikirkan tentang diri dan kepentingan kita untuk sementara waktu dan bicaralah tentang apa yang dipikirkan lawan bicara kita.
Contoh : Cari apa yang menjadi minat prospek, berbicaralah tentang hal itu sebelum anda menjual.
Cobalah dengan sejujurnya membuat agar orang lain merasa dirinya penting dan lakukan dengan tulus.
Dengan menerapkan ini dalam interaksi sehari-hari kita dengan orang lain, maka kita menunjukkan bahwa kita menghargai konstribusi mereka dan kita membangun hubungan yang lebih solid sehingga kita dapat dengan lebih baik dalam menghadapi tekanan sehari-hari.
Contoh : Saat prospek datang ke outlet, kita bukakan pintu.
SEMBILAN BELAS RAHASIA SUKSES


Salesman harus percaya bahwa dia bisa menjual dan bisa mencapai gol / tujuan.
Salesman harus menciptakan lingkungan sehingga ia merasa menjual itu mudah semuanya ada, alat-alat yang ada disekelilingnya mendukung.
Salesman harus berada diantara orang-orang yang sukses dalam menjual.
Coblah sesuatu yang baru. Selalu melakukan sesuatu yang baru dalam kehidupan menjual.
Rencanakan hari satu persatu dengan sungguh-sungguh.
Salesman harus bias menciptakan “nilai” sehingga orang merasa berharga dan mempunyai nilai ketika dia berada dengannya. Pembeli bias belajar sesuatu atau mendapatkan sesuatu dari Salesman
Salesman harus memiliki jawaban atas semua pertanyaan tentang produknya.
Mengenali kesempatan. Hal ini sangat penting kalau salesman mau maju dalam kegiatan menjualnya.
Mmpu mengambil keuntungan dari kesempatan yang ditemui dan ditentukannya.
Bertanggung jawab terhadap segala hal yang terjadi dalam pekkerjaannya ketika melakukan panjualan.
Lakukan tindakan, jangan hanya merencanakan saja. Mengambil tindakan dan mengambil tindakan lagi.
Buatlah kesalahan, tapi belajarlah dari kesalahan itu.
Bersedia mengambil resiko dalam berbisnis atau menjual.
Harus mempunyai tujuan atau target yang dicapai. Apakah pada hari itu atau pada hari lain, dan mampu semaksimal mungkin mencapai target itu.
Harus seimbang antara kehidupan social dengan dunia kerja.
Selalu melakukan investasi kembali energi Salesman. Misalnya dengan baca buku, belajar, mempelajari tentang teknik menjual, mengenal, produknya, jangan menghambur-hamburkan waktu untuk sesuatu yang tidak berguna.
Keuletan untuk mencapai tujuan itu harus selalu diperbaharui.
Selalau memperbaiki sikap positif dalam menjual secara terus menerus.
Melupakan orang yang tidak setuju dengannya, orang yang tidak percaya padanya, orang yang menjelekkannya ataupun orang yang tidak memberi jaminan positif dalam kehidupannya. Lupakan mereka, jangan bayangkan mereka. Dia harus terus menjual, mencapai tujuan yang lebih baik.
MENJADI PRIBADI YANG LEBIH FLEKSIBEL
Kita hidup dengan pola hidup dan pola pikir dalam tiga bentuk dasar, konsisten, fleksibel dan presisten. Saat orang meyakini jalur hidupnya harus berdagang maka ia akan berdagang untuk kehidupannya begitu pula buruh, karyawan, birokrat, pengusaha dan lainnya. Manusia mengambil konsistensi pikirannya sebagai sesuatu yang ideal baginya. Hingga suatu saat konsistensi itu harus diredam agar lebih fleksibel, tanpa mengurangi kadar konsistensi karena ada konsistensi lain yang lebih besar, yang lebih esensial.
Rentang wktu menjadi penilaian konsistensi seseorang. Saat orang dalam rentang waktu yang pendek orang berubah –ubah pikirannya, orang akan mengatakan bunglon. Tak perlu punya konsistensi jika menyangkut pengambilan keputusan besar. Disebut moody atau angina anginan untuk hal-hal sepele. Biar keren diaku sebagai fleksibel, agar ada faktor narsisme sedikit.
Konsisten untuk diri sendiri bukanlah hal yang sulit, karena di situ salah satu ego manusia. juga menjadi jati diri dilihat orang lain, lebih besar lagi menjadi sebuah kehomatan diri, Konsistensi, menjadi rumit saat bersinggungan dengan orang lain. Terjadi benturan konsistensi, benturan ego. Saat konsistensi bertahan meski berbenturan dengan hal lain, tak peduli berakibat buruk, orang mengatakannya sebagai persistensi. Persistensi sering dianggap buruk karena berdasar pada konsep “tak kompromi”. Sangat kecil kemungkinan fleksibilitasnya. Tirani yang terjadi jika berada pada kekuasaan tunggal.
Dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak berhadapan dengan konsistensi dan fleksibilitas. Persistensi hanya dianggap kegilaan, walau kadang kegilaan berdekatan dengan kejeniusan. Apa yang membuat manusia hidup diatas konsistensi sekaligus fleksibilitas adalah komitmen. Komitmen yang membuat orang konsisten atas sesuatu hal, diatas rasa, pikiran dan aksi, sekaligus menjadi jalan untuk orang bersikap fleksibel.
Namun ada kalanya komitmenpun bisa berubah. Termasuk komitmen antar manusia, antar keluarga, atara perempuan dan laki-laki dan sebagainya. Baik informal pertemanan dan persahabatan atau yang bersifat formal dalam kelembagaan, di dalam perusahaan organisasi, kemasyarakatan hingga lembaga pernikahan.
Hampir semua manusia mengikat diri dalam komitmen antar manusia sebagai bentuk kebutuhan yang mendasar. Komitmen merupakan kontemplasi rasa, pikiran, keinginan, kebutuhan, dan harapan. Sesuatu yang besar untuk modal hidup, mulus atau kasar jalan yang di tempuh bukan masalah. Wereng, tikus, ijon, tengkulak dan sebagainya bukanlah hambatan seorang petani menjadi petani karena ia merasa sudah berkomitmen menjadi seorang petani, atas dasar segala rasa, pikiran, kebutuhan dan keinginannya.
Apa jalan terbaik saat komitmen diguncang-guncang?
Orang lain yang mengguncang bukanlah masalah, berkomitmen adalah sebuah harga diri. Bagaimana jika yang mengguncang adalah satu dari dua orang yang berkomitmen bersama?
Kompromi .Meski kompromi adalah sebuah upaya konsisten dengan cara fleksibel diatas jalan setapak yang berbatu dan berontak.
Mencapai sasaran yang efektif

Setelah menetapkan sasaran agar sasaran dapat tercapai, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan antara lain :

1. Rasa bangga terhadap profesi Salesman
Masih begitu banyak para sales person yang tidak bangga terhadap profesi yang dijalankan. MALU mengungkapkan dirinya sebagai seorang sales, menganggap pekerjaannya tidak berharga, maka langkah mendasar yang menjadi kunci keberhasilan menjual adalah memiliki rasa bangga bangga pada diri sendiri serta profesi, Bangga terhadap produk yang dijual, Bangga kepada perusahaan tempat kita bekerja. Salesman yang tidak bangga terhadap pekerjaannya, dia menutup sendiri pintu keberhasilannya.

2. Focus
Seperti profesi yang lain maka untuk menjadi seorang salesman yang sukses, dibangaun dari Mimpi, sasaran yang jelas dan terukur serta rencana yang detail. Tiga pertanyaan mendasar yang harus mampu kita jawab :
· Apa yang ingin kita capai ?
· Mengapa kita menginginkannya ?
· Bagaimana mencapainya ?
Fokuslah kepada tujuan serta rencanakan sukses yang ingin dicapai.

3. Ketrampilan menjual
Ketrampilan menjual (selling skill) adalah senjata kita untuk memenangkan penjualan.Bagaimana mendapatkan prospek yang tepat, bagaimana membangun hubungan dengan calon pembeli, bagaimana mengetahui kebutuhan calon pembeli, bagaimana memberikan solusi yang tepat, bagaimana mempresentasikan penjualan, melakukan penutupan penjualan, serta membina hubungan jangka panjang dengan pembeli. Ke semua langkah tersebut membutuhkan penguasaan selling skills yang baik.

4. Kemauan bertindak
Walaupun memiliki ketrampilan menjual tanpa kemauan melakukan tindakan penjualan tidak akan terjadi apa-apa. Tidak ada kesuksesan yang datang dengan sendirinya, tidak ada hasil yang luar bisa tanpa tindakan yang kita lakukan. Sasaran dan perencanaan hanya akan menjadi angan-angan tanpa tindakan penjualan. Degan bertindak, kemampuan dan ketrampilan kita dalam menjual semakin hari akan semakin terasah, blebih jeli membidik pasar yang tepat, tingkat ketrampilan menjual kita akan semakin meningkat, sehingga kemingkinan menutup penjualan juga akan meningkat.

5. Antusiasme
Seperti bahan baker menjalankan sebuah kendaraan. Antusiasme adalah bahan bakar menuju sukses penjualan. Antusiasmelah yang mampu mendorong, menjalankan segala kegiatan penjualan kita menuju GOALS / tujuan yang telah kita tetapkan. Tanpa semangat, jangankan mampu berlari mengejar impian dan tujuan kita, jalanpun terasa berat.

Dasar-dasar komunikasi bisnis

Dasar-dasar komunikasi bisnis

E Earned the right to talk abaut the subject
(Miliki hak untuk menyampaikan pesan anda)
…………..melalui studi, riset, dan pengalaman
E Excited abaut the subject
(Miliki keyakinan dan semangat untuk menyampaikan pesan anda)
………… dengan perasaan positif mengenai pesan anda
E Eager to talk abaut the subject
(Pastikan anda benar-benar ingin menyampaika pesan anda)
………….memberikan manfaat bagi pendengar anda melalui pesan anda

Cara afektif menghadapi keberatan

Cara afektif menghadapi keberatan
Roti lapis
Kita melihat keberatan sebagai suatu serangan pada diri kita dan kita menjadi defensif. Menyalahkan orang yang mengajukan keberatan kepada kita. Jadi apa yang harus kita lakukan jika orang lain memang salah? Jawabannya ada dalam suatu kebenaran yang sederhana; tidak ada orang yang bersikap defensif saat mereka dipuji. Mungkin mereka merasa malu, atau merendah, tetapi tidak pernah menyerang pujian yang tulus. Bilamana kita perlu memberikan masukan yang negative berikanlah dalam bentuk sebuah sandwich; masukan negative diberikan diantara dua ‘potong’ apresiasi. Kedua potong apresiasi harus tulus dan bermakna bagi orang tersebut.
Contoh ; “Terimakasih atas masukan Bapak untuk Yamaha tentang barang yang indent. Kami ingin informasikan bahwa mengapa terjadi indent dikarenakan Produksi masih belum memenuhi permintaan yang begitu banyak. Sekali lagi terimakasih, kami berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik, karena bapak sudah setia bersama kami Yamaha”.
Kalimat “saya”
Kata “kamu” atau “anda” seringkali digunakan sebagai bagian dari suatu tuduhan. Ketika kita mendengar kata “kamu” atau “anda” yang berbau tuduhan itu, terutama jika datang dari orang yang sedang marah atau kesal, kita mulai membela diri. Di pihak lain, bilamana seorang berkata bahwa dia sedang kesal, maka kita dapat menerimanya dan tidak harus merasa tertuduh. Kalimat “saya” pada dasarnya mengubah suatu serangan , keberatan, atau kalimat negative yang tertuju pada orang lain dan menjadikannya menjadi suatu kalimat yang menggambarkan perasaan kita- dan bukan mengenai apa yang menjadi kesalahan mereka. Jadi kalimat seperti”kamu orang brengsek” menjadi “saya merasa dikecewakan , saya jadi ragu-ragu apakah saya dapat mempercayai hal seperti ini lagi. “ kalimat ini akan membuka pintu bagi diskusi, dan anda tidak akan diserang balik.
Metode rasa-rasa
Kita dapat menggunakan prinsip Aikido dalam bahasa; Anda terima apa yang mereka katakana, menangkis dan membalikkannya menjadi suatu pernyataan positif bagi anda. Teknik ini terdiri dari menggunakan empat kata”rasa” dalam suatu urutan sehingga sering dikenal dengan metode “rasa-rasa-rasa-rasa”. Prosesnya seperti ini.
Lawan bicara anda berkata,
“Bukan begitu! Saya tidak setuju dengan anda!”.
Anda menjawab dengan,
“Saya memahami apa yang anda rasakan. Saya telah menjelaskan hal yang sama pada pelanggan yang lain dan mereka merasakan hal yang sama dengan anda, tetapi setelah mereka mencobanya mereka merasakan bahwa hasilnya memang sangat baik. Saya yakin, setelah anda mencobanya, anda akan merasakan manfaat yang sama”.
Saying “No” or disagreeing diplomatically
Sekali lagi : Orang merasa kesal dan bersikap defensive ketika mereka dilarang atau diabaikan. Kita tidak suka mendengar kata “tidak” karena kita melihatnya sebagai penolakan atas diri kita. Berikut ini 3 cara untuk mengatakan “tidak”.
Cara Diplomatis
Dengarkan apa yang dikatakan dengan hati-hati dan penuh perhatian..
Simpulkan dengan kata-kata anda sendiri apa yang telah anda dengar.
Bicarakan dengan singkat apa yang anda sukai dari apa yang disampaikan, apa yang positif dari usulan permintaan mereka.
Ajukan pertanyaan yang menantang sesuatu yang anda tidak sepakati tersebut “menurut anad kenapa……?
Cara Positif
Tanggapi dengan mengatakan sesuatu yang positif, seperti :
“Ide yang bagus sekali!” atau “saya senang anda menanyakannya”.
Lalu bicarakan apa saja dampaknya bila anda mengatakan “ya”. Hal-hal itulah yang nanti menjadi alasan anda mengatakan “tidak”
Berdasarkan pertimbangan tadi, katakan “tidak”. Tawarkan alternative / sesuatu yang lain bagi mereka.
Dalam metode ini kita memberikan tanggapan positif dan hanya menolak permintaan mereka. Berikan alas an-alasan logis atas keputusan kita, dan pastikan kesediaan kita untuk membantu dengan cara menawarkan alternative.
Cara Sederhana
Sebenarnya saya ingin melakukannya, sayang sekali….”